news

Selasa, 30 Oktober 2012

Sumpah Pemuda

SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928

Teks Soempah Pemoeda dibacakan pada waktu Kongres Pemoeda yang diadakan di
Waltervreden (sekarang Jakarta) pada tanggal 27 - 28 Oktober 1928 1928.
Panitia Kongres Pemoeda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :
  1. Abdul Muthalib Sangadji
  2. Purnama Wulan
  3. Abdul Rachman
  4. Raden Soeharto
  5. Abu Hanifah
  6. Raden Soekamso
  7. Adnan Kapau Gani
  8. Ramelan
  9. Amir (Dienaren van Indie)
  10. Saerun (Keng Po)
  11. Anta Permana
  12. Sahardjo
  13. Anwari
  14. Sarbini
  15. Arnold Manonutu
  16. Sarmidi Mangunsarkoro
  17. Assaat
  18. Sartono
  19. Bahder Djohan
  20. S.M. Kartosoewirjo
  21. Dali
  22. Setiawan
  23. Darsa
  24. Sigit (Indonesische Studieclub)
  25. Dien Pantouw
  26. Siti Sundari
  27. Djuanda
  28. Sjahpuddin Latif
  29. Dr.Pijper
  30. Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
  31. Emma Puradiredja
  32. Soejono Djoenoed Poeponegoro
  33. Halim
  34. R.M. Djoko Marsaid
  35. Hamami
  36. Soekamto
  37. Jo Tumbuhan
  38. Soekmono
  39. Joesoepadi
  40. Soekowati (Volksraad)
  41. Jos Masdani
  42. Soemanang
  43. Kadir
  44. Soemarto
  45. Karto Menggolo
  46. Soenario (PAPI & INPO)
  47. Kasman Singodimedjo
  48. Soerjadi
  49. Koentjoro Poerbopranoto
  50. Soewadji Prawirohardjo
  51. Martakusuma
  52. Soewirjo
  53. Masmoen Rasid
  54. Soeworo
  55. Mohammad Ali Hanafiah
  56. Suhara
  57. Mohammad Nazif
  58. Sujono (Volksraad)
  59. Mohammad Roem
  60. Sulaeman
  61. Mohammad Tabrani
  62. Suwarni
  63. Mohammad Tamzil
  64. Tjahija
  65. Muhidin (Pasundan)
  66. Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
  67. Mukarno
  68. Wilopo
  69. Muwardi
  70. Wage Rudolf Soepratman
  71. Nona Tumbel
Catatan :
Sebelum pembacaan teks Soempah Pemoeda diperdengarkan lagu"Indonesia Raya"
gubahan W.R. Soepratman dengan gesekan biolanya.
  1. Teks Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertempat
    di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat sekarang menjadi Museum Sumpah
    Pemuda, pada waktu itu adalah milik dari seorang Tionghoa yang bernama Sie
    Kong Liong.
  2. 2. Golongan Timur Asing Tionghoa yang turut hadir sebagai peninjau
    Kongres Pemuda pada waktu pembacaan teks Sumpah Pemuda ada 4 (empat) orang
    yaitu :
    a. Kwee Thiam Hong
    b. Oey Kay Siang
    c. John Lauw Tjoan Hok
    d. Tjio Djien kwie

Rabu, 24 Oktober 2012

tugas resensiku :)


Cinta dan Impian

Judul buku                  : Perahu Kertas
Penulis                         : Dewi Lestari
Penerbit                       : Bentang Pustaka
Cetakan XVIII                       : 2012
Tebal                           : xxi + 144 hlm ; 20 cm

            Sungguh saya terenyah tatkala ingin membaca novel se-tebal ini mungkin saya baru pertama kalinya membaca novel se-tebal ini. Penulis yang menyatukan cinta keluarga, sahabat, dan kekasih, menjadi sebuah hidangan ringan sekaligus padat, edukatif dan inspiratif dalam novel ini, tak banyak penulis yang menyatukan bumbu hidangan ringan sepertinya. Dewi Lestari pengarang kelahiran Bandung yang bernama pena Dee itu, tak disangka lagi kiprahnya dalam dunia kepenulisan yang telah membawanya ke berbagai ajang sastra bergengsi di dalam maupun luar negeri. Prestasi dan penghargaan baru-baru ini diperolehnya antara lain: Top 88 Most Influential Women in Indonesia (Globe Asia), Perahu kertas ialah karya Dee yang keenam sesudah Rectoverso ini. Novel Perahu Kertas ini sudah lebih dulu dilansir dalam versi digital (WAP) pada April 2008, dan kini diterbitkan atas kerja sama antara Truedee Books dan Bentang Pustaka. Semula saya menganggap Perahu Kertas adalah novel yang ceritanya akan biasa saja seperti novel pop yang selama ini sering bermunculan, tapi semakin saya membaca,semakin dalam…maka saya mengerti arti akan “keistimewaannya”.
Perahu Kertas membuat “kertas” menjadi istimewa karena alurnya yang menyentuh hati dan menyadarkan saya bahwa hidup adalah tidak hanya satu warna saja dan novel ini inspiring banget buat kita yang membacanya. Semakin menjadi cerita itu menjadi cerita dari seorang Dewi Lestari secara keseluruhan. Namun, novel ini jangan disangka bicara soal cinta yang sudah tak asing lagi didengar. Dalam novel ini kita benar-benar mengerti arti sebuah kerelaan hati untuk orang yang kita cintai. Perbedaan karakter yang menyatukan Kugy dan Kenan menjadi satu, antara seorang pelukis dan seorang penulis. Namanya Kugy orangnya mungil, pengkhayal, dan berantakan. Namanya Kenaan orangnya cerdas, artistik, dan penuh kejutan. Dari tangannya, mewujudkan lukisan-lukisan magis.
Pribadi Kugy yang unik terlihat ketika ia membuat perahu kertas sejak kecil sampai dewasa sekarang ini yang tak bisa ia lepaskan, ia menulis segala sesuatu yang terjadi pada dirinya dan membuat kertas itu menjadi perahu lalu ia menghanyutkannya ke aliran air, baik sungai, pantai, selokan (yang mengandung aliran air yang menuju ke laut) , hal itu ia lakukan karena ia berharap pada radar neptunus untuk membalasnya, tetapi setelah dewasa ia sadar tak akan ada balasan dari radar neptunus, yang ada hanyalah perahu kertas itu entah dijadikan mainan ikan, ataukah hanya sampah yang membuat banjir di Jakarta.Pribadi Keenan yang tak kalah unik dengan kugy, ia sangat mempertahankan agar cita-citanya menjadi seorang pelukis terkenal, meskipun ayahnya tak setuju anaknya menjadi pelukis , tetapi kenan melakukan apapun sampai ia mengambil keputusan yang sangat gila, yaitu memilih hidup sendiri dan memulai semuanya dari nol untuk mewujudkan cita-citanya tersebut. Mereka dipertemukan dan akhirnya sempat saling mencintai, namun satu diantara mereka belum ada yang mengklarifikasi, dan akhirnya mereka berdua memilih pada jalannya masing-masing untuk melupakan kenangan pahit antara mereka berdua. Sampai akhirnya mereka memiliki pasangan kekasih masing-masing.
Dee berhasil menghadirkan tokoh tersebut dengan karakter yang kuat. Jalan ceritanya pun benar-benar dinamis dan tak berbelit-belit. Dalam setiap bagian-bagian cerita membuat para pembaca semakin menjadi penasaran dan terus terbawa suasana cerita dalm novel ini. Gaya bahasanya yang ringan dan lugas membuat novel ini jauh dari kata membosankan.
Namun Kegy dan Kenaan mempunyai perasaan yang begitu dalam pada cinta mereka sampai saat ini juga yang sudah hamper terpisah jarak dan waktu selama 3 tahun. Luhde yang tak lain kekasih keenan pada akhirnya berkata “Saya belajar dari kisah hidup seseorang. Hati tidak pernah memilih. Hati dipilih. Jadi, kalau Keenan bilang telah memilih saya, selamanya Keenan tidak akan pernah tulus mencintai saya. Karena hati tidak perlu memilih. Ia selalu tahu ke mana harus berlabuh,” Luhde menggenggam tangan Keenan sejenak, “yang Keenan cari bukan disini”. Akankah antara Kugy dan Keenan dapat bersatu? Di novel inilah jawabannya. Jadi, silahkan mengikuti jalan ceritanya dengan membacanya sendiri.
Novel ini menawarkan gagasan tentang cinta yang tak sepele, tak hanya benci dan kasih sayang, dapat menginspirasikan para remaja ataupun dewasa untuk meraih sesuai kata hati mereka. Akan tetapi novel ini terlalu tebal untuk dijadikan novel, lebih baik novel ini dikemas dalam beberapa bagian, agar para pembaca pemula yang ingin membacanya tidak merasa bosan duluan sebelum membaca kisahnya yang menarik ini.